Mentan: Memenuhi Kebutuhan Program MBG Peternak Siap Tambah Produksi Telur
Jakarta l lingkarkonsumen.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah dan pelaku usaha perunggasan sepakat menambah produksi telur dan ayam untuk memenuhi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan tetap menjaga stabilitas harga.“Ini rezeki bagi peternak. Kebutuhan tambahan untuk MBG sekitar 0,7 juta ton telur dan 1,1 juta ton ayam, dan mereka siap memenuhinya,” kata Amran usai Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Ayam dan Telur Ras di Jakarta, Rabu.
Saat ini, menurut Amran, produksi telur nasional rawa mencapai 6,5 juta ton per tahun dan ditargetkan naik menjadi sekitar 7 juta ton dengan dukungan peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional, dilansir dari Antara, Kamis (20/11).
Menurut dia, program MBG memberi kepastian pasar bagi peternak karena menjadi offtaker tetap bagi produk telur dan ayam. Dengan adanya serapan yang jelas, pemerintah menargetkan harga di tingkat peternak tidak lagi berfluktuasi tajam seperti sebelumnya.
“Ada offtaker yang jelas, jadi harga ayam dan telur tidak naik turun lagi. Kita sudah tetapkan harga pokok produksi (HPP) dan juga harga eceran tertinggi (HET),” ujar dia.
Dalam pertemuan itu, pemerintah dan pelaku usaha juga menyepakati kembali harga pokok pembelian jagung pakan sebesar Rp5.500 per kilogram dengan kadar air 18-20 persen serta harga eceran tertinggi sekitar Rp7.000 per kilogram.
Jagung menjadi komponen utama pakan sehingga penetapan harga tersebut dinilai penting untuk menekan biaya produksi.
Lebih lanjut Amran mengatakan pemerintah mengapresiasi sikap pengusaha besar, menengah, dan kecil yang mengikuti arahan stabilisasi harga tanpa memerlukan perjanjian tertulis.
Ia menegaskan arahan Presiden Prabowo Subianto adalah memastikan kuantum pasokan telur dan ayam untuk MBG terpenuhi, sedangkan harga tetap berada dalam koridor yang ditetapkan pemerintah.
Sementara itu, Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso mengatakan peternak siap menambah produksi telur sesuai permintaan MBG, termasuk menyediakan tambahan sekitar 700.000 ton.
Ia menekankan harga telur di tingkat peternak saat ini masih di bawah angka Rp26.000 per kilogram sehingga kenaikan harga di pasar bukan berasal dari produsen.
"Kami menjual masih di bawah Rp26.000. Jadi kalau ada harga tinggi di pasar, itu bukan dari peternak,” ujar dia. (r’ed)
