Asep Agustian Minta Dishub Karawang Peka Terhadap Keluhan Pengguna Jalan
Menurut praktisi hukum Karawang, Asep Agustian, SH.,MH. waterbarrier itu terpasang selama 24 jam dalam kondisi jalan macet maupun tidak macet, masyarakat dari jalan Niaga yang hendak menuju arah pasar Johor diputarkan didepan kantor Samsat, ujarnya pada lingkarkonsumen.com, Kamis [17/6/2021].
Penutupan sebagian bunderan mall Ramayana dengan waterbarrier mulai dikeluhkan sejumlah warga, dimana penutupan telah berlangsung cukup lama tanpa mengenal waktu [hampir 24 jam-red], keluh Asep.
Penutupan ini diklaim, selain mengganggu aksesbilitas warga menuju pusat Karawang Timur dan Klari, juga membuat beban ekonomi [BBM] warga bertambah karena harus memutar arah lagi ke depan Samsat.
Asep minta kepada kepada Dinas Perhubungan [Dishub] Kabupaten Karawang harus mendengar aspirasi masyarakat pengguna jalan, mengenai keberadaan waterbarrier yang dipasang di bundaran mall Ramayana.
“Kalau waterbarrier digunakan sebagai rekayasa mengurai kemacetan, itu sah-sah saja dan itu biasanya tentatif, lah ini waterbarrier terpasang sudah hampir dua tahun sekarang selama hampir 24 jam. Memangnya di bunderan mall Ramayana 24 jam macet terus...? kan enggak,” tegas Asep.
Bahkan menurut Asep, saat ini bunderan Mal Ramayana cenderung tidak selalu macet. Pasalnya, anak sekolah diliburkan karena belajar daring dan karyawan tidak melalui akses tersebut. Akses ke bunderan itu hanya sedikit macet ketika ada kereta api lewat dan kereta lewat pun tidak setiap jam.
Menggunakan Waterbarrier boleh saja ketika ada perayaan hari besar, misalnya jelang Lebaran Idul Fitri, hari raya Natal dan Tahun Baru serta hari besar lainnya.
“Dishub bisa bayangkan enggak sih jika ada keluarga bawa pasien yang kondisinya darurat mau dibawa ke RS Hermina, tapi aksesnya terganggu karena waterwabarrier sehingga harus memutar kearah depan Samsat. Itu pun putaran depan Samsat kadang sering macet juga,” ujarnya.
“Dishub jangan banyak diam, hal yang seperti ini harusnya peka karena keadaan dan kodisi saat ini semua warga sedang sulit,” timpalnya.
Asep menegaskan, jika memang bunderan mall Ramayana itu sudah tidak lagi difungsikan, maka lebih baik bundaran tersebut ditutup permanen pakai betonbarrier, sehingga tidak perlu lagi ada bundaran.
“Imbasnya tentu kepada seni kotanya sudah hilang ketika bundaran itu ditutup permanen,” ucapnya.
Dishub tampak terkesan diskriminatif terhadap pengguna jalan, ketika para pejabat melewati bundaran tersebut, maka waterbarriernya dibuka.
“Emangnya bundaran mall Ramayana milik pejabat doang. Lah pejabat mah enak, mobil dan BBM difasilitasi sama negara, lah ini warga apa-apa pakai uang pribadi juga bayar pajak,” sindir Asep.
By : Tanto