Soekarwo: Jawa Timur Tidak Perlu Beras Impor
Bojonegoro l lingkarkonsumen.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo menjamin, rencana pemerintah untuk mengimpor beras, tidak akan bocor di Jatim. Meskipun salah satu pintu masuk beras impor tersebut melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
"Kita hanya sebagai tempat transit, bukan bongkar muat. Jatim tidak akan impor beras, karena stok melimpah," ujar Soekarwo, saat melakukan panen raya padi bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, di Desa Kedung Arum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Senin (22/1).
Soekarwo mengatakan, produksi beras di Jatim tahun 2017, mencapai 8,751 juta ton. Kemudian, lanjutnya, yang dikonsumsi oleh masyarakat sebanyak 3,5 juta ton. Dengan demikian, Jatim masih mengalami kelebihan atau surplus sekitar 5 juta ton. "Surplus ini didistribusikan ke provinsi lain yang produksi berasnya masih minus," katanya.
Terkait stok beras di Jatim, jelas Soekarwo, dalam kondisi aman. Pada akhir tahun 2017 ketersediaan surplus beras Jatim sebanyak 200.000 ton. Pada Januari 2018, produksi beras mencapai 295.000 ton dengan kebutuhan konsumsi mencapai 297.000 ton. Artinya, stok beras masih aman, yakni sebesar 198 ribu ton. Surplus akan menjadi lebih besar lagi karena pada Februari 2018, Jatim akan panen 990.000 ton dan bulan Maret akan panen 1,7 juta ton.
Sementara itu, panen raya padi di Bojonegoro, menurut laporan Bupati Suyoto, mencapai 1.830 hektare (ha) lahan pertanian padi. Sedangkan pada akhir Januari mendatang, diperkirakan lahan yang dapat dipanen mencapai 8.227 ha, kemudian pada Februari 35.779 ha.
Pada bulan Maret diperkirakan ada 25,964 hektare lahan yang siap panen, kemudian pada April 3.527 hektare. Sedangkan pada Desember sampai Mei sudah panen mencapai 78.200 ha atau jika dikonversikan mencapai 500.480 ton beras.(B1)
"Kita hanya sebagai tempat transit, bukan bongkar muat. Jatim tidak akan impor beras, karena stok melimpah," ujar Soekarwo, saat melakukan panen raya padi bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, di Desa Kedung Arum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Senin (22/1).
Soekarwo mengatakan, produksi beras di Jatim tahun 2017, mencapai 8,751 juta ton. Kemudian, lanjutnya, yang dikonsumsi oleh masyarakat sebanyak 3,5 juta ton. Dengan demikian, Jatim masih mengalami kelebihan atau surplus sekitar 5 juta ton. "Surplus ini didistribusikan ke provinsi lain yang produksi berasnya masih minus," katanya.
Terkait stok beras di Jatim, jelas Soekarwo, dalam kondisi aman. Pada akhir tahun 2017 ketersediaan surplus beras Jatim sebanyak 200.000 ton. Pada Januari 2018, produksi beras mencapai 295.000 ton dengan kebutuhan konsumsi mencapai 297.000 ton. Artinya, stok beras masih aman, yakni sebesar 198 ribu ton. Surplus akan menjadi lebih besar lagi karena pada Februari 2018, Jatim akan panen 990.000 ton dan bulan Maret akan panen 1,7 juta ton.
Sementara itu, panen raya padi di Bojonegoro, menurut laporan Bupati Suyoto, mencapai 1.830 hektare (ha) lahan pertanian padi. Sedangkan pada akhir Januari mendatang, diperkirakan lahan yang dapat dipanen mencapai 8.227 ha, kemudian pada Februari 35.779 ha.
Pada bulan Maret diperkirakan ada 25,964 hektare lahan yang siap panen, kemudian pada April 3.527 hektare. Sedangkan pada Desember sampai Mei sudah panen mencapai 78.200 ha atau jika dikonversikan mencapai 500.480 ton beras.(B1)
By : Juned
Sumber : Suara Pembaruan