Berita Terbaru
Live
wb_sunny

Breaking News

Anak Tubuh Pendek, Rugikan Negara Rp 300 Triliun

Anak Tubuh Pendek, Rugikan Negara Rp 300 Triliun

Jakarta l lingkarkonsumen.com - Stunting atau anak dengan tinggi badan pendek masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Data Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) mengungkapkan ada 9 juta anak di bawah usia lima tahun, atau 3 dari 10 anak mengalami pertumbuhan tidak maksimal (stunted) akibat kekurangan gizi kronis. Jumlah kasus stunting sebanyak itu diperkirakan dapat menimbulkan kerugian perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sri Eny Hartati, mengungkapkan data studi Grantham-McGregor (2007), anak yang mengalami stunting berpotensi memiliki penghasilan lebih rendah sekitar 20 persen dibandingkan anak yang tumbuh optimal. "UNICEF juga memperkirakan stunting bisa menyebabkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merosot 3 persen, sedangkan analisis Qureshy tahun 2013 menyebut stunting dapat merugikan Indonesia sampai sebesar Rp 300 triliun per tahun," kata Eny di Jakarta, Rabu (24/1).

Dewan pembina PDGMI Fasli Jalal yang juga pakar gizi mengatakan, tak heran bila stunting bisa merugikan negara sebesar itu. "Ya ini karena stunting juga berpotensi mengancam generasi mendatang menjadi generasi yang hilang. Kekurangan gizi pada usia dini tak hanya menyebabkan pertumbuhan tak optimal dan bertubuh pendek tetapi juga menurunkan kemampuan kognitif," jelas Fasli.

Dengan fakta tersebut, ironisnya Indonesia masuk dalam 47 negara di dunia yang mengalami masalah gizi buruk. Mengapa ini terjadi? Menurut Fasli, Indonesia terlalu fokus pada pertambahan berat badan sebagai indikator sehat. Sedangkan seharusnya bukan lagi pada berat badan, tetapi pada gagal tidaknya tumbuh yang ditunjukkan dengan tinggi badan normal dan pertumbuhan otak optimal. "Karena itu penting sekali bagi orang tua untuk memerhatikan kesehatan anaknya di 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dimulai sejak pertemuan sel sperma dan sel telur hingga anak berusia 2 tahun," tegas Fasli.

Fasli melanjutkan, pemerintah menargetkan menurunkan tingkat stunting pada anak di bawah usia 2 tahun dari 37 persen pada 2013 menjadi 28 persen pada 2019. "Salah satunya dengan mencegah stunting dalam 1.000 hari pertama kehidupan," ujar Fasli.

Selain memperhatikan gizi cukup dalam 1.000 hari pertama kehidupan, orang tua, lanjut Fasli, harus memperhatikan kebersihan anak di masa usia 1-tahun. "Di usia ini biasanya cacing ikut menggerogoti gizi anak," tandas dia.(B1)

By : Juned







Sumber : Investor Daily

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.